Dodi Zulkifli - Suatu ketika ada 2 anak lahir di hari yang sama. Anak pertama lahir di keluarga yang sudah dikenal oleh publik sebagai keluarga kaya.
Anggap saja anak itu bernama K
Ilustrasi tempat lahir si K | Foto : google.com |
Anak yang kedua lahir di keluarga biasa dan tidak dikenal oleh publik.
Ilustrasi tempat lahir si B | Foto : google.com |
Anggap saja anak itu bernama B.
20 TAHUN KEMUDIAN...
2 anak menjadi dewasa.
Si K (kaya) hanya menggunakan Toyota Innova saja, sudah diketahui bahwa si K adalah orang kaya.
Namun si B (biasa) tumbuh menjadi pengusaha yang sukses dan cukup kaya juga, untuk menunjukkan identitas kayanya membutuhkan misalnya BMW / MERCY atau mobil mewah lainnya.
Apa makna dari cerita di atas?
Untuk mendapat image sebagai orang kaya di publik, effort si B jauh lebih besar.
Mengapa ?
karena DNA mereka berbeda.
(saya tidak dapat menjelaskan detail apa itu brand DNA disini, jika masih tertarik untuk mengetahui DNA brand anda silahkan anda mengikuti BBB dan re-seat beberapa kali untuk mempertajamnya. Re-seat nya free)
Apa kaitannya dengan brand?
Sampel, lihat 2 teh ini.
Perbedaan Teh Dilmah dan Tong Tji | Foto : Neyma Brand Identity |
Teh A adalah Teh Dilmah
Teh B adalah Teh Tong Tji
Perbandingannya adalah sebagai berikut
Perbandingan Teh Dilmah dan Tong Tji | Foto : Neyma Brand Identity |
Kemasannya kurang lebih sama namun harga berbeda jauh.
Mengapa bisa ?
Tempat lahirnya ke dua teh ini berbeda.
Teh Dilmah lahir di teh 70 ribuan (dari awal sudah lahir di sini)
Teh Tong Tji lahir di teh 6 ribuan
Ingat ilustrasi di awal.
Anak yang bernama si K dan si B.
Yang kedua, Teh Dilmah sudah dipisahkan melalui distribution channelnya yang spesifik.
Ada yang menarik, ketika teh Tong Tji akan membuat teh yang premium.
yang dijual harga 70 ribuan juga, seharga dengan Dilmah.
Mengingat Tong Tji lahir di teh 6 ribuan.
Tong Tji perlu melakukan effort yang cukup besar.
Dengan cara membuat kemasan menjadi seperti ini
Kemasan Tong Tji Premium | Foto : google.com |
Dengan distribution channel yang sama dengan Dilmah, Tong Tji premium mengupgrade kemasannya.
Untuk bisa masuk di pasar Dilmah.
Lihat perbedaan keduanya, beda DNA nya.
Beda kemasannya untuk dijual dengan harga selevel.
“Berarti… tidak selamanya perlu brand premium tampil sangat mewah juga ya?”
Pentingnya memahami secara holistik, bahwa kemasan tidak berdiri sendiri.
Ada faktor-faktor lainnya yang mendukungnya.
Misalnya distribution channel dan communicationnya.
Misalnya, distribution channelnya hanya ditempat marketplace premium, juga didukung iklan yang mengkomunikasikan premiumnya.
Maka TUGAS kemasan jauh lebih ringan.
Ada klien yang dengan produk kopi untuk di ekspor (bukan curah, sudah branded).
Distribution channel sudah ditentukan, hanya akan dijual di supermarket premium dan menjadi kopi yang tersedia di hotel-hotel bintang 5 sekelas shang rilla, Marriot, dll.
Yang kami lakukan terhadap packaging adalah MEMFOKUSKAN alasan kenapa kopi ini mahal.
Yaitu EKSOTIKA KOPI INDONESIA.
Tidak lagi perlu memfokuskan MAHALnya.
Kenapa?
Karena marketplacenya sudah menunjukkan itu.
Belum ada tanggapan untuk "Beda DNA, Beda Stategi BRAND IDENTITY dan Kemasan"
Post a Comment