Dodi Zulkifli - Seperti sebelumnya yang pernah saya tulis di kulgram 2 minggu lalu, di materi Berbeda brand yang memliki satu varian dan multi varian.
Salah satu Tujuan membuat brand arsitektur adalah agar mudah dikenali sebagai satu Brand...
Misal anda jalan-jalan ke minimarket, dan mencari shampo Pentene.
Anda akan melihat pemandangan seperti diatas berjajar di rak.
Pelanggan mudah mengenali brand nya. PENTENE.
Dan juga mudah MENGENALI PERBEDAAN satu varian dengan varian lainnya.
Ataupun ketika anda berjalan ke minimarket dan carilah pada rak perawatan wajah. Anda akan melihat seperti ini, saya bela-belain ke minimarket demi mendapatkan sample kulgram.
Foto: Dodi Zulkifli |
Jika dilihat setiap brand memiliki pola dalam desain kemasannya.
Foto: Dodi Zulkifli |
Salah satu fungsi brand identity & packaging adalah agar tampil BEDA dan mudah DITEMUKAN oleh pelanggan.
Sehingga penulisan brand name harus stand out dan mudah dibaca.
Apalagi dalam modern market, pelanggan akan menemukan sangat banyak brand.
Stand out adalah sangat diperlukan agar mudah ditemukan.
(saya pinjem foto dari google)
Foto: Azka - Jogja |
Lihatlah pada rak susu Dancow.
Dancow memiliki banyak varian.
Namun dengan mudah dikenali.
Foto: Azka - Jogja |
Ataupun brand lain, yang disebelahnya. Lactogen.
Foto: Azka - Jogja |
Masing-masing brand memiliki ANATOMI dalam komposisinya.
Tujuan utamanya adalah
1| Berbeda dari kompetitor. Seperti brand-brand diatas tujuannya adalah berbeda dari kompetitor.
2| Sama dengan kompetior / market leader
Loh… apakah ada brand yang tujuannya menyamai kompetitor.
Ada.. dan banyak.
Misalnya
Kalau anda berkunjung ke Jogja dan ingin membeli Bakpa pathok.
Hampir (meskipun tidak semua, namun mayoritas) semua menggunakan warna kuning muda.
Foto: google.com |
Atau seperti brand berikut
Foto: google.com |
(maaf saya belum menemukan gambar yang lebih baik, semoga tidak mengurangi tujuan pesan yang ingin saya sampaikan)
Foto: google.com |
Anda tahulah mana yang market leader dan mana yang follower.
Saat kami interview ke klien salah satu pertanyaannya adalah, “kemasan yang akan dibuat, anda ingin desain kemasannya performanya DISAMAKAN dengan kompetitor / DIATAS kompetitor / DIBAWAH kompetitor”
Sehingga mengapa saya tidak menjawab dengan instant setiap pertanyaan, “mas Dodi desain saya sudah tepat belum?”
Karena ada faktor barusan ini, kalau memang performanya mau dibuat dibawah kompetitor.
Berarti memang harus dibuat lebih low.
3| Agar mudah dikenali
Sehingga nama harus dibuat jelas terbaca.
Dan pada tekanan paling tinggi.
(ini bahasa teknis desain, kapan-kapan saya bahas)
Nah... apakah aturan diatas selalu BAKU seperti diatas yang saya tulis ?
TIDAK!!!
Saya menemukan beberapa brand justru tidak ada pola secara jelas.
Padahal variannya ada ratusan, contohnya adalah sebagai berikut :
Foto: google.com |
Foto: google.com |
Foto: google.com |
Ini saya tampilkan hanya sebagian.
Aslinya ada RATUSAN VARIAN.
ini adalah Bath and Body Work (silahkan cek sendiri di google untuk mengetahui ratusan varian)
Jika diamati lebih detail
Foto: google.com |
Brand name ditulis sangat kecil, posisi dibawah.
Cenderung sult terbaca.
Seakan bertolak belakang apa yang saya sampaikan diatas bukan?
Namun perlu diketahui bahwa produk Bath and Body Work hanya bisa didapatkan di OUTLET NYA SENDIRI. Tidak dijual bebas.
dan juga Bath and Body Work tidak menjual brand lain didalam tokonya.
Foto: google.com |
Sehingga fungsi kemasan
1| Agar berbeda dari kompetior
2| agar mudah dikenali
Tidak lagi relevan.
Fungsi kemasan yang ada didalam Bath and Body Work tidak lagi memiliki tugas menyampaikan 2 fungsi diatas.
Fungsinya hanya sebagai PENGGODA dan menyampaikan pesan-pesan yang ingin dikomunikasikan kepada audience.
Demikian kulgram singkat pagi ini.
Belum ada tanggapan untuk "Beda Distribution Channel Beda Design"
Post a Comment