Saya Tidak Butuh Dibawakan KOPER - Dodi Zulkifli

Saya Tidak Butuh Dibawakan KOPER

Dodi Zulkifli - “Mas naik kereta sembrani? gerbong berapa? BAYAR 15 RIBU SAJA saja saya bawakan tasnya…” kata porter di depan pintu masuk ruang tunggu Stasiun Pasar Turi Surabaya

Ada 2 sisi yang saya ingin bahas

PERTAMA, dari sisi TEKNIS SALESnya.

Dalam perspektif saya sebagai calon konsumen, teknik ini oke banget.

Dari mana okenya?

Manusia membutuhkan kepastian.
Konsumen membutuhkan kepastian, rasa aman. 

Dengan menjelaskan dalam kalimat promosinya, “BAYAR 15 RIBU SAJA…” itu sudah memberikan kepastian harga.

Karena pengalaman yang TIDAK MENYENANGKAN dengan porter adalah MINTA HARGA TERLALU TINGGI, menjadikan calon konsumen malas tawar menawar.

Nah, porter satu ini langsung kasih PRICE LIST.  

Itu sekaligus menjawab RASA PASTI yang dibutuhkan oleh calon konsumen.

Sisi KEDUA,

Sebetulnya pun saya tidak membutuhkan porter ini, masih bisa saya bawa sendiri. Namun saya melihat rasa iba dan kasihan, sudah tua.
Porter di Stasiun Pasar Turi Suarabaya | Foto : Dodi Zulkifli
Setelah jalan, saya melihat bapak porter cara jalannya tidak normal.

“Bapak usia berapa?” tanya saya

“67”

“Anak berapa?”

“5… yang masih sekolah 2”

“Rumah mana pak?”

“Saya rumah Lamongan”

“Pulangnya ke Lamongan setiap apa pak?”

“3 hari sekali… saya di sini tidur di mess…”

 …………… Sunyi…………….

Untuk bisa memiliki PENDAPATAN, pilihannya adalah KERJA atau MINTA-MINTA.

Sepertinya bapak ini memutuskan untuk KERJA, walaupun dengan keterbatasan kaki, usia yang makin tua…

Pikiran saya langsung terbayang ke anak muda usia 20an yang RUTIN datang ke rumah, “bang minta zakat… buat makan… udah cari kerja susah…”

Setiap datang ke rumah selalu saya tolak… OGAH NGASIH…

“Kerja dong…”

“Udah cari kerja tetapi susah…”

Ya jelas susah…

Dia mintanya pekerjaan yang jam berangkatnya sesukanya dia, yang kerjanya gampang, tapi bayarannya gedhe.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Saya Tidak Butuh Dibawakan KOPER"

Post a Comment